Because sometimes reality sucks, thats just it.
Belum genap sebulan gue di sini, dan gue sudah mulai merasa kehilangan segalanya. I led a totally different life previously. . . dan gue gak tau apakah gue sedang berjalan ke arah yang benar. Tersesat. Hilang. And i'm starting to miss everyone.
Belum genap sebulan gue di sini, dan gue merasa sudah berada di titik jenuh. Jenuh sejenuh-jenuhnya. Huft. Kalo gini caranya mau ngapain gue empat tahun ke depan..................................... /kemudian hening yang sangat panjang/
Semuanya di sini kentang sekali. Ah sudahlah.
Hidup di sini membuat gue sadar bahwa if i could give my mom a score for being a mom, I'd gladly give her 10000000000/100. She's the best thing I've ever had.
She was the one to hold me the night the sky fell down.
Dan gue gak mau langit itu jatuh untuk yang kedua kalinya.
Kalo lagi begini, imajinasi gue sering membuat skenario kurang masuk akal. . . yang berasal dari trauma waktu itu. Gue pernah kehilangan, dan rasanya gak bisa diungkapin pake kata - kata. The world became sepia-colored and a big crack was formed on the ground... and on my heart. Gue takut semua itu terulang. Dan kalo itu sampe terulang lagi, i swear no one could hold me from crumbling into pieces.
Tuhan, tolong jaga orang-orang yang Dewi sayang. I'm not that strong. I need my mom, in every aspect of my life. Call me spoiled brat, I am. Tapi gue gak sanggup untuk kehilangan untuk yang kedua kalinya.
.
.
.
Dan ternyata homesick itu nyata dan benar adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar